...

BANDUNG, MUSEUM KAA – Bulan April tak lama lagi tiba. Bulan ini cukup istimewa bukan hanya bagi Museum KAA tapi juga Kota Bandung. Pasalnya, di bulan itu, enam puluh delapan tahun silam, Konferensi Asia Afrika (KAA) 1955 digelar dan berdampak luas terhadap tata kelola global hingga kini. 

 

Peristiwa KAA 1955 rutin diperingati setiap tahun oleh Museum Konperensi Asia Afrika, sebuah museum yang bernaung di bawah Direktorat Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia. Tujuannya tentu saja tak lain adalah untuk merawat memori kolektif publik akan pentingnya Nilai-nilai KAA.

 

Untuk menyambut bulan istimewa itu, Museum KAA kembali menggelar Media Engagement “MKAA Menyapa” pada Jumat, 24/2/2023. Selain untuk mempererat jalinan kerja sama dengan kalangan media, acara sekaligus sebagai bentuk apresiasi bagi awak media yang telah membersamai Museum KAA selama ini. Media Engagement kali ini mengangkat tema “Gedung Merdeka – Museum KAA: Aset Diplomasi Perdamaian Dunia”.

 

Dalam sambutannya, Kepala Museum KAA, Dahlia Kusuma Dewi, mengatakan alasan diangkatnya tema tersebut adalah untuk menguatkan ingatan masyarakat akan potensi besar bangsa Indonesia sebagai bangsa yang berpengaruh di dunia. Hal ini tak lepas dari keberadaan dan bukti nyata kontribusi Gedung Merdeka di Bandung sebagai tempat pelaksanaan KAA 1955 dan konferensi-konferensi yang mengikutinya, maupun kiprah Museum KAA dalam menjaga, melestarikan, dan menyerukan semangat serta nilai-nilai perdamaian dunia.  

 

Acara digelar di Ruang Pameran Tetap Museum KAA mulai pukul 13.30WIB. Dalam acara itu, hadir dua orang narasumber dari kalangan pegiat media, yakni wartawan senior sekaligus Pemimpin Redaksi Inharmonia.co, M. Ridlo Eisy, dan Pemimpin Redaksi BandungBergerak.id, Tri Joko Her Riadi. Juga dihadiri oleh perwakilan dari unsur Pemerintah Provinsi Jawa Barat serta Pemerintah Kota Bandung. Kedua narasumber beserta Kepala Museum KAA membagikan pandangan seputar peran media dalam melestarikan memori kolektif terkait Konferensi Asia Afrika (KAA), serta Gedung Merdeka Bandung sebagai gedung bersejarah sekaligus tempat lahirnya Dasa Sila Bandung.

 

Tak hanya itu, dalam kesempatan ini juga diluncurkan secara resmi, Tema dan Logo Peringatan 68 Tahun KAA, diseminasi informasi mengenai rangkaian acara Peringatan 68 Tahun KAA yang akan digelar oleh Museum KAA, serta berbagai kegiatan publik Museum KAA lainnya sepanjang tahun 2023. 

 

Tema ‘Road to 2025: Towards Stronger Asia Africa

Peringatan 68 Tahun KAA mengangkat tema Road to 2025: Towards Stronger Asia Africa’Tema ini membawa pesan harapan terciptanya hubungan yang lebih erat antarbangsa Asia dan Afrika, serta terwujudnya tonggak baru kerja sama untuk menuju Asia dan Afrika yang lebih kuat dan sejahtera. 

 

Tema ini hadir sebagai brand awareness publik tentang Peringatan KAA sekaligus bentuk komitmen dari Museum KAA dalam mengemban visi dan misinya untuk melestarikan Nilai-nilai KAA yang bersumber dari Dasasila Bandung, sebagai hasil kesepakatan para pemimpin Asia dan Afrika enam puluh delapan tahun silam di Kota Bandung.

 

Diharapkan Peringatan 68 tahun KAA pada tahun 2023 ini juga dapat menjadi momentum untuk mempersiapkan penyelenggaraan Asian African Summit 2025 dalam rangka memperingati 70 Tahun KAA, sesuai periodisasi 10 tahunan.

 

Logo 68 Tahun KAA

Museum KAA dalam merancang logo peringatan kali ini merujuk pada pesan kuat tema Peringatan 68 tahun KAA, yakni Road to 2025: Towards Stronger Asia Africa. Secara semiotik unsur yang terkandung pada logo ini meliputi tiga unsur utama. Satu sama lain terintegrasi pada pesan utama yang berkenaan dengan tema utama peringatan. 

 

Pertama, sebagai core values berupa angka 6 dan 8. Angka ini menggambarkan angka Peringatan 68 Tahun KAA dengan warna yang berbeda, yaitu Merah melambangkan Asia dan Hijau melambangkan Afrika. Kedua angka dibuat menempel atau tidak berjarak untuk menunjukkan kedekatan hubungan dan kebersamaan antarbangsa Asia dan Afrika. 

 

Selanjutnya, unsur kedua adalah garis-garis lurus dan tegak yang menggambarkan dan membentuk angka 6 dan 8, garis-garis ini untuk menunjukkan cita-cita penguatan Asia dan Afrika. Kelokan-kelokan yang membentuk angka 6 dan 8 menggambarkan jalan yang tidak lurus atau mulus serta upaya yang tidak mudah dalam mencapai tujuan bersama. Meskipun demikian, garis dan kelokan tersebut menuju tujuan akhir yakni membentuk Asia dan Afrika yang kuat.

 

Terakhir, unsur ketiga tampak pada kata “Stronger” pada tulisan tema “Road to 2025: Towards Stronger Asia Africa” dibentuk dengan gaya yang lebih solid tanpa lubang dan lebih tebal dibandingkan kata-kata lainnya. Penekanan citra “kuat” ini dipertegas dengan pemilihan warna merah pada kata tersebut.

 

Rangkaian Kegiatan

Peringatan 68 Tahun KAA dirancang untuk mendorong keterlibatan publik. Dengan begitu, publik memiliki sense of belonging terhadap Nilai-nilai KAA yang menjadi bagian dari nilai-nilai luhur bangsa Indonesia dalam mewujudkan perdamaian dunia, juga sense of preserving untuk turut serta melestarikan dan menyebarluaskannya.

 

Rangkaian Peringatan 68 Tahun KAA meliputi beberapa mata kegiatan, antara lain Media Engagement, Pameran Foto Sejarah dan Seminar “Gedung Merdeka dan Diplomasi Perdamaian Dunia”, Jamuan Teh Petang bersama Saksi Sejarah KAA, Pengibaran dan Penurunan 109 Bendera negara peserta KAA dan Bendera PBB, Asian African Conference Model (AACM)Jelajah Malam Museum KAA, serta perlombaan edukasi sejarah Bandung Historical Study Games (BHSG).


Sumber: Museum KAA